BELAJAR DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN Belajar dan beredukasi bukan sekedar mempertajam kinerja otak kanan dan kiri, namun perlu juga program pembelajaran yang melatih kepekaan rasa sosial seseorang.Oleh karena kebutuhan ini, SMA Regina Pacis Bogormengadakan program Live In yang sudah berjalan dari tahun ke tahun.Live In merupakan salah satu kegiatan edukasi yang bertujuan untuk membangun karakter para peserta didiknya melalui kehidupan sosial di desa. Untuk SMA Regina Pacis Bogor, Live In diikuti oleh siswa kelas 11 selama kurang lebih seminggu. Seperti sudah menjadi langganan, SMA Regina Pacis Bogor memilih wilayah di Magelang, Jawa Tengah. Desa yang menjadi pilihan untuk diselenggarakannya Live In kali ini yaitu Lor Senowo, Ngargomulyo, dan Sumber.Letaknya di lereng Gunung Merapi. Perjalanan dari Bogor menuju Magelang dimulai pada Minggu siang (13/12) dan tiba pada Senin pagi (14/12). Perjalanan darat yang ditempuh kurang lebih tujuh belas jam. Kami tiba dengan selamat walaupun kemacetan dibeberapa titik tetap tak bisa dihindari. Setelah sampai di daerah Magelang, tiap-tiap bus mulai terpencar menuju desa masing-masing. Di sinilah proses edukasi seluruhnya dimulai. Sesampainya di desa masing-masing, kami beserta para guru langsung disambut hangat oleh tim edukasi setempat. Namun ada hal yang unik yang terjadi di daerah Lor Senowo. Tak hanya disambut oleh tim edukasi, kami juga disambut oleh ritual adat setempat. Sebelum masuk ke gereja, siswa yang berada di daerah Lor Senowo diminta untuk membasuh muka dengan menggunakan mata air di desa itu, lalu masuk gereja dengan diiringi lonceng, dilanjut pendupaan dan juga tabur bunga, serta diberi kalung berupa daun kelapa kering yang harus tetap digunakan sampai kami tiba di rumah orang tua asuh atau yang lebih dikenal dengan sebutan host parents. Tak lupa kami menyerahkan bingkisan yang telah kami kumpulkan dari jauh-jauh hari seperti alat tulis, buku bacaan, baju layak pakai dan juga sembako. Mereka pun menerimanya dengan senang hati. Acara penyambutan selesai, dan kami diantar ke lingkungan yang akan menjadi tempat tinggal kami selama kurang lebih lima hari. Sesampainya disitu, kami diminta untuk mencari sendiri tempat tinggal orang tua asuh kami.Berbekal kamus kecil bahasa Jawa yang terdapat di bagian belakang buku panduan serta kemampuan komunikasi minim yang dimiliki, kami mulai mencari rumah orang tua asuh dengan bertanya pada warga sekitar. Sesudah tiba di rumah masing-masing, kami mulai mengikuti rutinitas yang biasa dilakukan di keluarga asuh. Seperti pergi ke sawah untuk menanam dan memanen padi ataupun ke kebun untuk menanam dan memanen berbagai macam sayuran antara lain cabai, kembang kol, tomat, terong dan sebagainya. Tak hanya mengikuti rutinitas keluarga, tapi kami pun juga mengikuti berbagai kegiatan yang telah disiapkan oleh tim ETM atau tim edukasi seperti jelajah alam, jelajah pangan, home industry, dan juga pentas seni. Jelajah Alam merupakan kegiatan edukasi berbasis alam yang sumber pembelajarannya dapat diambil dari hasil bumi di desa-desa tersebut.Dalam kegiatan alam ini, kita dapat menikmati keindahan gunung-gunung yang mengelilingi desa yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Sumbi.Kami juga merasakan sejuknya air sungai yang masih tampak jernih.Selanjutnya, kami diajak mempelajari keadaan desa kala itu. Ternyata, kotoran ternak dapat dimanfaatkan maksimal disana. Kotoran ternak diolah sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat menjadi pupuk dan juga gas yang berguna bagi masyarakat sekitar. Diakhir kegiatan, selepas menjelajah sungai, kami dikumpulkan menjadi satu wilayah, di suatu tempat dalam hutan untuk mencicipi nasi doa. Nasi doa merupakan nasi gurih yang rasanya mirip seperti nasi uduk, yang di dalamnya diisi dengan tumis daun singkong dan juga telur dadar dan dibungkus dengan daun pisang. Acara makan ini sederhana namun terasa sangat nikmat karena dinikmati bersama teman-teman. Berbeda tempat beda juga pengalaman yang dirasakan di masing-masing daerah. Di daerah Lor Senowo dan Sumber kami mengolah makanan dari ketela untuk dijadikan makanan tradisional yang bernama misro. Misro merupakan singkong atau ketela yang sebelumnya telah dihancurkan lalu didalamnya diberi gula merah dan di goreng.Makanan itu kemudian kami bawa pada saat sharing lingkungan untuk dinikmati bersama.Lain halnya dengan daerah Ngargomulyo.Pada saat kegiatan home industry, kami tidak membuat makanan.Namun kami membuat sebuah kerajinan tangan yaitu kipas. Kipas ini dibuat dengan cara dianyam dengan bahan dasar bambu. Dalam pembuatannya dibutuhkan kesabaran yang ekstra, karena tingkat kerumitannya yang cukup tinggi. Kesabaran itulah yang nantinya akan menghasilkan nilai jual bagi kipas tersebut. Atau lebih mudahnya, kipas anyam ini sering kita jumpai pada pedagang sate. Yang lebih menarik adalah kegiatan jelajah pangan.Jelajah pangan adalah kegiatan yang berhubungan dengan segala macam bahan pangan.Mulai dari penanamannya sampai pada panennya. Di daerah Sumber, kami diajarkan cara menanam padi. Di daerah Ngargomulyo khususnya dusun Gemer, ada sebuah tempat yang unik namanya ‘Sekolah Sawah’.Sekolah Sawah merupakan satu-satunya sekolah yang mengajarkan siswanya untuk bertani, karena sekolah inilah maka dusun Gemer disebut sebagai dusun yang paling edukatif.Jelajah Pangan dilakukan di Sekolah Sawah tersebut. Kegiatan ini diawali dengan pengambilan kotoran sapi dari kandang yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk untuk menanam sayuran. Sayuran yang kami tanam saat itu adalah kangkung.Dalam penanamannya, dibutuhkan teknik dan tidak boleh sembarangan agar dapat dihasilkan sayuran yang baik.Kegiatan jelajah pangan sangat bermanfaat, namun sayangnya di daerah Lor Senowo tidak diadakan. Sebagai gantinya, daerah Lor Senowo melakukan kegiatan yang tidak dilakukan oleh daerah lainnya.Dengan kemampuan yang dimiliki, kami memberikan pengajaran bahasa asing yakni bahasa inggris kepada anak-anak di daerah itu.Tak hanya daerah Lor Senowo, daerah Ngargomulyo pun memiliki kegiatan yang unik. Yaitu Jimpitan. Jimpitan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga untuk meminta recehan sebagai bentuk sumbangan bagi gereja. Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan di Ngargomulyo karena sudah dilakukan kurang lebih sepuluh tahun dan biasanya dilakukan oleh anak kecil.Tak ingin kalah dari daerah Lor Senowo dan Ngargomulyo, daerah Sumber memiliki kegiatan sendiri. Kami bermain dan belajar bersama anak-anak di daerah itu salah satunya lewat dongeng dan games yang ada hubungannya dengan pelajaran matematika. Daerah Berut yang merupakan bagian dari wilayah Sumber memiliki cerita tersendiri yang tergolong mistis dan tidak dimilik daerah lain. Di daerah tersebut, ada seorang gadis yang konon katanya merupakan putri dari Nyai Roro Kidul yang dititipkan pada salah seorang warga. Gadis ini tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita dan pada suatu hari ia ingin menikah dengan seorang pangeran merapi. Ia telah pergi ke beberapa orang pintar untuk menikahkan dia dengan sang pangeran, namun tak ada seorang pun yang dapat menikahkan merka karena perbedaan alam. akhirnya sang gadis bertemu dengan seorang kakek yang dapat menikahkan dia dengan sang pangeran dengan syarat bahwa pangeran tersebut harus menjaga keselamatan warga di sekitar gunung merapi. Sebelum pernikahan berlangsung, gadis ini membagikan sembago kepada warga sekitar serta membangun sebuah candi yang terdapat ukiran tentang kisah cintanya bersama pangeran.Pernikahan pun berlangsung selama 7 hari 7 malam. Sebagi puncak dari kegiatan-kegiatan yang telah diceritakan, ada satu kegiatan yang menjadi kegiatan penutup, yaitu pentas seni. Pentas seni diadakan pada hari Kamis malam(17/12). Dalam kegiatan itu diadakan acara pelepasan atau penyerahan para siswa, dari tim edukasi kepada pihak sekolah. Tak hanya itu, kami menampilkan berbagai atraksi seperti menyanyi, menari, drama bahkan sulap.Malam itu menjadi malam terakhir kami beristirahat di desa-desa itu. Pagi harinya, Jumat (18/12) sekitar pukul 07.30 kami mulai berpamitan dengan orang tua asuh kami.Tak sedikit dari kami yang merasa sedih bahkan menitikkan air mata kala berpamitan. Selama seminggu kami telah tinggal disana, berbaur dan menjadi bagian dari keluarga mereka dan rasanya berat untuk berpisah. Namun mau tidak mau, suka tidak suka, bus kami harus berangkat pada pukul 08.00 agar sampai di Bogor kembali sesuai dengan jadwal. Live in ini menjadi pengalaman yang sungguh tak terlupakan. Dari Live In, kami tak hanya belajar tentang kesederhanaan tapi kami juga menghargai pentingnya sebuah proses untuk menghasilkan sesuatu yang nantinya akan berguna tak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi anak cucu kami kelak. Dari Live In banyak ajaran yang kami dapat, yang tidak dapat kami penuhi di kota. Karenanya tak heran bila desa yang selamalima hari menjadi rumah kami adalah “Universitas Kehidupan” (Anggi)
SMA REGINA PACIS YPROJECT Question Everything. Disetiap acara yang spesial, dibutuhkan penutupan yang spesial dan out of the box. Termasuk acara pensi kita, yaitu Y-Project yang closing-nya berhasil dilaksanakan pada sabtu, 8 November 2015. Selain hiburan, banyak juga stand-stand yang akan kalian jumpai pada closing pensi kita kali ini. Antara lain, stand makanan, merchandise, bahkan tarot reading dari Light Givers. Selain stand, di dalam gedung juga terdapat photo booth dan juga art gallery yang memajang foto-foto pas hasil pensi tahun lalu, yaitu EXPLOSION. Closing Y-Pro ini diawali dengan open gate pada pukul 12.00 yang dilanjutkan dengan sambutan dari kepala sekolah dan ketua panitia. Beberapa band pun turur memeriahkan seperti, Five Percent, The Gans, dan Rush. Saat-saat yang juga ditunggu oleh peserta lomba adalah pengumuman pemenang lomba Y-Pro yang telah dilaksanakan pada 2 minggu sebelumnya. We are the Young Generation. Tibalah pada puncak Closing Y-Pro yang dimulai pada pukul 16.30. Yova Damora, Dj asal Bogor ini berhasil membuat sore yang diguyur hujan saat itu menjadi hacep. And for the master of Ceremony yang nggak kalah seru, Y-Pro kedatangan si kakak beradik yang eksis banget di YouTube dengan nama SkinnyIndonesian24, yaitu Jovial da Lopez dan Andovi da Lopez. Si ganteng Teza Sumendra yang tampil dengan energik juga turut meyemarakkan closing Y-Pro. Penyanyi yang ber-genre soul dan RnB ini membawakan lagu yang di-cover sesuai dengan gayanya. Diakhir lagu terakhirnya, Uptown Funk, ia turun ke bawah panggung dan bernyanyi lebih dekat penonton. Tak kalah dari Teza, si cantik Radhini juga tampil dengan genre jazz khas dirinya. Radhini menyanyikan sekitar tujuh buah lagu, salah satunya adalah Lean On dari Dj Major. And our special guest star is Yovie&Nuno! Ini dia group band yang pastinya sangat ditunggu oleh penonton. Tampil dengan sangat memukau, Yovie&Nuno membawakan beberapa lagu mereka yang terkenal seperti Bunga Jiwaku, Merindu Lagi, dan Janji Suci. Pada lagu Janji Suci, Yovie&Nuno menyanyikannya dengan cara berbeda. Dikta dan Windura yang merupakan vokalis, mengajak salah satu penonton perempuan ke atas panggung. Windura yang menyanyikan lagu Janji Suci, seraya menggenggam tangan si perempuan tadi yang sontak menimbulkan pekikan iri dari penonton. Tak hanya Windura, Dikta pun melakukan hal yang sama, dengan lagu yang berbeda, yang juga disusul riuh penonton yang semakin menjadi. Setelah bergalau ria bersama Yovie&Nuno saatnya bergoyang bersama Dipha Barus. Dj satu ini memulai aksinya dengan memutarkan lagu-lagu hasil remix-nya yang membuat semuanya ingin meloncat dan berteriak. Sayangnya waktu telah menunjukkan pukul 22.00 yang berarti acara harus segera berakhir. Penampilan terakhir Dipha Barus juga diperkeren dengan conveti, kembang api, dan juga asap yang mucul dari sisi depan panggung. It is such an honor. Acara yang diadakan di Tennis Court Indoor Lakeside ini berjalan sangat sukses berkat dukungan dari berbagai pihak. Terutama para penonton dan panitianya yang telah bekerja keras demi kelancaran acara ini. Walaupun sempat diguyur hujan, tak menyurutkan semangat para penonton untuk tetap menyaksikan pensi kita kali ini yaitu Y-Project! (dikutip dari majalah Expose! edisi 5)